Kisah Teladan Cerminan dari Tujuan Puasa

puasa


Tujuan kita berpuasa dapat di pahami dalam surat dibawah ini :

يا أيها الذين آمنوا كتب عليكم الصيام كما كتب على الذين من قبلكم لعلكم تتقون

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa", (Al-Baqarah : 183)

Iya "bertakwa" adalah tujuan kita menjalankan ibadah puasa khususnya pada bulan Ramadhan. Bertakwa dalam pengertian umum yaitu melaksanakan perintah Allah dan menjauhi dari segala yang dilarang Allah, tentang pengertian orang-orang yang bertakwa juga ada pada ayat 2 dan 3 surat Al-Baqarah.Untuk lebih memahami pengertian takwa, mari kita sama-sama simak kisah teladan dari para sahabat Rasulallah berikut ini :

Kisah teladan 1

Saat dalam perjalanan di suatu siang yang terik Abdullah bin Umar bertemu dengan seorang pengembala kambing ditengah padang pasir yang panas dan terpencil. Timbul rasa ingin tahunya, apakah ajaran islam telah sampai ke tengah padang pasir yang sangat terpencil tersebut?.

Setelah mengucapkan salam, Abdullah bin Umar berkata kepada penggembala kambing yang masih bocah itu, "Hai penggembala, aku ingin membeli seekor kambing yang kau gembala ini, bekalku sudah habis."Maaf tuan saya hanyalah seorang budak yang mengembalakan kambing-kambing ini, saya tidak bisa menjualnya, ini bukan milik saya tapi milik majikan saya", jawab pengembala itu dengan santun. "itu sih masalah mudah, begini kau jual seekor saja kambingmu padaku, kambing yang kau jaga inikan sangat banyak, tentu akan sulit bagi tuanmu untuk menghitung jumlahnya, dia pasti tidak tahu," bujuk Abdullah bin Umar dengan serius."Majikan saya memang tidak akan tahu tetapi ada Dzat Mahatahu, yang pasti melihat apa yang kita lakukan, apakah tuan kira Allah tidak ada dan tidak tahu? jawab penggembala itu mantap.

Kisah teladan 2

Imam Hasan dan Imam Husein as dalam kondisi sakit, sementara banyak yang datang untuk menjenguk keduanya. Nabi Muhammad Saw juga datang untuk menjenguk kedua cucunya yang masih kecil.Setelah melihat kondisi keduanya sangat lemah, sementara kedua orang tuanya, Imam Ali dan Sayidah Fathimah as serta Fiddhah begitu mengkhawatirkan keadaan keduanya. Nabi Saw mengusulkan agar kedua orang tuanya bernazar demi keselamatan Imam Hasan dan Husein as. Akhirnya,Imam Ali dan Sayidah Fathimah as bersama pelayannya Fiddhah bernazar untuk berpuasa selama tiga hari berturut-turut demi kesembuhan keduanya.

Keesokan harinya Imam Hasan dan Husein as sembuh dari sakitnya. Imam Ali as kemudian meminjam gandum dan Fiddhah membuat lima potong roti dan ketiganya berpuasa. Ketika tiba waktu berbuka, seorang peminta-minta mengetuk pintu rumah dan meminta makanan. Karena tidak ada makanan lain selain beberapa potong roti di rumah, mereka memberikan roti itu kepada pengemis itu dan hanya berbuka dengan air.

Mereka berpuasa di hari kedua dengan perut kosong. Imam Ali as kembali meminjam gandum untuk dibuat roti lalu berbuka dengannya. Tapi ketika tiba waktu berbuka, giliran seorang anak yatim yang mengetuk rumah dan meminta bantuan. Kali ini juga keluarga Imam Ali as harus merelakan roti untuk berbuka puasa diberikan kepada anak yatim itu.

Hari ketiga mereka berpuasa dalam kondisi perut mereka belum diisi apapun selama dua hari. Kejadian hari pertama dan kedua terulang juga dihari ketiga. Ketika akan berbuka puasa, ada orang lain yang membutuhkan bantuan mengetuk pintu rumah. Setelah mengetahui bahwa orang yang mengetuk pintu itu adalah seorang hamba sahaya yang tertawan oleh pemiliknya yang kaya raya, keluarga Imam Ali as untuk ketiga kalinya harus merelakan roti untuk berbuka puasanya diberikan kepada budak itu.

Kedua kisah diatas merupakan contoh nyata tentang ketakwaan, sudahkah kita seperti itu?, bisakah kita seperti itu?, dan apa mungkinkah kita seperti itu?. Semoga dengan menbaca kisah di atas kita bisa lebih tergugah agar lebih bertakwa sebagai tujuan kita berpuasa.




1 comment:

  1. terimakasih lelah mengingatkan melalui artikel kisah tersebut sangat bermanfaat sekali,....

    ReplyDelete